Pada hujan yang setia menunggu langit terang hingga dapat kau bias warna pelangi di situ, alangkah siasianya berlari menuju ke hutan batu dimana peluh yang mengukur abuabu serpihmu adalah lebam yang kau lukis pada bulan saat purnama tak datang dan singgah pada kenangan yang turun dari kelopak anyelir merah jambu , dan sembabnya hatiku ketika menjemput badai di dalam hatimu adalah rindu yang pecah di jantung.
Kamis, 22 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar