Powered By Blogger

Sabtu, 20 Maret 2010

KEPADA FA

Fa,
Telah kurasakan bagaimana sepinya hari saat kau tak datang
Hujan turun membawa badai di hati
Terik matahari bak pijar api, nalarku terbakar
Begitu resah membutakan ingin
Fa,
Sunyi datang tiap malam
Waktu pun gegas berlari
Dan kenangan serupa embun pagi melekaskan waktu
Serupa tak kau tahu bagaimana jiwaku menginginkanmu
Fa,
Memandang wajahmu di sela angin dan dedaunan
Tertukar siang menjadi senja di sekedip mata
Tak sempat bahkan kutatap langit
Rindu lalu menjadi begitu pekat
Menyiram seribu kehampaan di sini

Fa,
Hati ini rindu tak berperi..

(Kau yang slalu kutunggu di kota ini, Kita bahkan tak sempat menghitung kekecewaan saat hujan datang. Jakarta macet atau kotamu dan kotaku yang terlalu lama berpisah, manalah Ku tahu sedangkan suaramu teredam arus Mahakam.. )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar